Aksi FPMP di Kantor KontraS |
Jakarta,-- Pihak Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) menolak tuduhan Front Pemuda Merah Putih yang mengatakan bahwa Kontras
mendukung kelompok separatis yang ada di Papua. Mereka mengatakan justru
menentang adanya tindak kekerasan yang terjadi di Bumi Cendrawasih itu.
Setelah
empat perwakilan pendemo diterima masuk oleh pihak Kontras, mereka
langsung berdiskusi tentang tuntutan para pendemo. Mereka duduk
melingkar di bawah pohon rindang teras Kantor Kontras di Jalan
Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
Para pendemo mengeluarkan
pendapat mereka tentang kekerasan yang dilakukan oleh gerakan separatis
yang ada di Papua yang disampaikan oleh keempat pendemo itu.
"Kita
dianggap dukung separatis. Jadi begini, organisasi (Kontras) sama
sekali tidak mendukung separatis. Kami justru menentang tindak kekerasan
oleh separatis dengan menggunakan senjata. Itu sama sekali tidak kita
dukung," ungkap Koordinator Kontras, Hariz Azhar, Selasa (11/6/2013).
Hal
ini terkait tudingan pihak Front Pemuda Merah Putih yang mengatakan
bahwa Kontras menuding pihak TNI dalang di balik insiden penembakan dan
kekerasan terhadap warga sipil di Papua. Mereka menilai bahwa pihak
separatis-lah yang seharusnya bertanggung jawab di balik serangan itu.
Untuk
itu, Hariz mengatakan bahwa pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan
pihak TNI. Ia menegaskan menolak keras tindak kekerasan yang dilakukan
oleh pihak mana pun. Selain itu, Hariz menambahkan bahwa jalur diskusi
sudah sering ia canangkan. Akan tetapi, diskusi ini belum dapat
tanggapan serius dari pemerintah.
"Kita tidak bela ini tentara,
ini separatis. Kita jelas menolak tindak kekerasan terhadap warga sipil.
Kita sudah sering membuka jalur komunikasi, tapi selalu mentok di
Jakarta," ujarnya.
Front Pemuda Merah Putih menilai, dengan adanya
keberpihakan Kontras terhadap kelompok separatis, hal tersebut dapat
menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu,
Front Pemuda Merah Putih berharap agar Kontras tetap menjaga agar tanah
Papua tak lepas dari genggaman Indonesia.
"Pemisahan negara itu
bukan wilayah Kontras. Tapi kita sering dialamatkan dukung kemerdekaan
Papua. Yang kita peduli itu jika ada yang dibunuh, disiksa, siapa pun
dia," kata pria berkacamata ini.
Setelah mendengarkan penjelasan
dari pihak Kontras selama lebih kurang 15 menit ini, akhirnya pendemo
pun membubarkan diri sekitar pukul 12.30. Akan tetapi, mereka berharap
agar Kontras bisa membuktikan penjelasannya tersebut.