4 Anggoat TNI Saat Itu Melakukan penembakan Olince Tabuni |
HolandNews, Jayapura, Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Lanny Jaya (HMLJ), Melakukan aksi protes sekaligus mengadukan kasus penembakan Bocah Elince Tabuni (12Th), Kepada komnas Ham perwakilan Papua.
Dalam pengaduaanya, mahasiswa menilai aparat TNI/kopasus yang paling bertanggung jawab atas kematian anak kecil itu, aparat bermanufer atas kematian seoarang bocah Olince Tabuni yang tak berdosa, dan dalam pemberitaannya Polda papua klaim bahwa OTK yang menembak mati si bocoh itu. ternyata sangat kontradiksi dengan fakta lapangan.
Kami meminta Polda papua dan Pagdam cenderawasih jangan berbohong dan harus klarifikasi atas pemberitaan sebelumnya, karena fakta lapangan berbeda dengan pemberitaan di media masa.
Ini Kronology versi saksi mata:
Saksi Maik Morib (35),
Senin, 01 Juli 2013, Sekitar pukul 14.00 WP di kota Tiom terdengar beberapa kali tembakan oleh aparat keamanan TNI. Untuk menghentikan Aksi ribut masyarakat di Polsek Tiom sesudah penyelesaian perkara kriminal yang tidak selesai.
Sekitar pukul 17.30 WP (sore) di kampung Popume, Distrik Mukoni, Kabupaten Lani Jaya. Maik Morib (35), memberikan data korban dan kronologi sebagai berikut:
Identitas korban
Nama : Arlince Tabuni,
TTL : 17 Oktober 2001
Umur : 11 tahun
Status : Tidak sekolah
Keluarga : Anak ke tiga dari gembala Yuni Tabuni, dari gereja baptis di Guneri I,
teman kembarnya bernama Arlin Tabuni (masih hidup).
Saya sedang Berdiri di tempat jualan dengan ibu-ibu di pinggir jalan begini, terlihat ada mobil yang ramai datang membawah sekitar 4 orang anggota TNI/kopasus, dengan peluru lengkap dengan siaga, seolah-olah akan tembak.
Mereka panggil Bapak Regi Mom dan kami pergi ketemu mereka (TNI), lalu mereka tanya, di Balingga ini gerombolan/OPM ada itu di mana?
Kemudian saya sampaikan bahwa saya yang tanda tangan untuk pemekaran kabupaten Trikora di Panglima itu, dan kami juga jaga bendera merah putih yang kamu kasih dan buku alkitab itu saja sampai saat ini.
Lalu mereka katakan ok baik, lalu pergi/turun ke arah bawah, kemudian tidak lama kami dengar 3 kali bunyi tembakan peluru yang keluar dari arah bawah, lalu kami kaget dan pikir ini pancing masalah saja.
Kemudian langsung menuju ke arah tembakan atau mereka, lalu kami pergi ke arah kebun dan melihat ternyata kami temukan korban tewas, lalu kami katakan, anak kami sudah dibunuh, ini ada korban, ini anak gembala, lalu kami bilang: “komandan hormat, permisi,” kami membalik tubuh korban baru lihat begini, kami tahu bahwa ini anak gembala namanya Elince Tabuni, lalu kami katakan mengapa tembak begini, anak kecil tahu apa...! Dia tidak tahu apa-apa ko di tembak?
Lalu mereka (TNI) suruh kami panggil dia punya bapa itu, lalu kami kembali, dan kami periksa korban, kemudian kami lihat korban kena tembakan peluru di dada.
Lalu kami mulai angkat korban dan bawah ke gereja di atas lalu, kami pikir dan Bapak Gembala Eli Wenda katakan, ini Pemerintah yang bunuh jadi, kita bawah saja ke kota Tiom saja, lalu kami antar ke rumah sakit umum daerah Tiom. Sekitar pukul 19.00 atau jam 7 malam jenazah diantar ke RSUD Tiom.
Mahasiswa Lanny Jaya Mengadu Ke Komnas HAM Papua |
Selanjutnya Mahasiswa menuntut kepada TNI/Polri bertanggung jawab atas penembakan ini, Komnas HAM diminta Harus mengusut kasus ini seadil-adilnya, dan kami meminta advokasi hukum kepada semua pihak agar hal-hal seperti begini tidak terulang lagi.