Jayapura,6/1(Jubi)—- “Aksi perampasan senjata pada 4 Januari 2014
di Pos Polisi Kulirik, Puncak Jaya adalah murni operasi gerilya dibawa
pimpinan Tengamati Telenggen yang merupakan anggota TPN-PB dari Pimpinan
Panglima Gen. Goliat Tabuni,” tegas Victor Yeimo melalui situs web
resmi KNPB
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengatakan tidak perlu ada
spekulasi tentang siapa pelaku dan motif perampasan senjata di Kulirik,
Puncak Jaya yang masih terjadi selama 10 tahun belakangan ini. Sebab
daerah ini secara nyata, sudah dan sedang berlangsung perlawanan
bersenjata antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) dan
Militer Kolonial Indonesia yakni TNI dan Polri.
Tentara Pembebasan Nasional West Papua dibawah komando Panglima Gen.
Goliat Tabuni sudah berulang kali menyampaikan bahwa tujuan perang
terbuka dan perang gerilya yang sedang terjadi adalah murni untuk
mengusir pendudukan kolonial Indonesia diatas tanah West Papua.
Sehingga, Goliat Tabuni berulang kali menolak penyebutan OTK, GPK/B,
Teroris, dan sebutan lainnya yang bertujuan untuk mereduksi nilai
perjuangannya.
“Aksi perampasan senjata pada 4 Januari 2014 di Pos Polisi Kulirik, Puncak Jaya adalah murni operasi gerilya dibawa pimpinan Tengamati Telenggen yang merupakan anggota TPN-PB dari Pimpinan Panglima Gen. Goliat Tabuni. Aksi perampasan senjata adalah salah satu taktik gerilya yang selalu ada dalam dunia perang dan perjuangan, sehingga sangat salah bila Poengky Indarti dari Imparsial yang tidak tahu situasi lapangan Puncak Jaya itu menyebut aksi gerilya itu sebagai gangster atau untuk kepentingan uang dan Pilkada,” kata Victor Yeimo.
Menurut KNPB, aksi gerilya TPN-OPM bukan hal baru, sehingga
TNI/Polri, NGO, dan semua pihak terutama media-media lokal dan nasional
Indonesia tidak perlu mencari-cari pelaku aksi, karena TPN/OPM adalah
pelaku yang selalu eksis melakukan perlawanan sekalipun tidak ada
Pilkada atau kepentingan kolonial lainnya. Berulang kali Goliat
mengatakan dirinya dan semua anggota yang tersebar tidak sedang perang
untuk soal makan minum atau uang, tetapi murni memperjuangkan pembebasan
bangsa Papua.
Goliat Tabuni adalah anggota resmi TPN-PB dibawah komando Kelly
Kwalik di era 90-an hingga 2004. Di Puncak Jaya ia diangkat menjadi
panglima wilayah dan pada Kongres TPB-PB di Biak 2012 lalu, Goliat
terpilih menjadi Panglima Tinggi TPN-PB. Goliat dilantik pada 14
Desember 2012 di Tingginabut, Puncak Jaya. TPN-PB adalah sayap
pertahanan militer Papua Barat yang berjuang untuk cita-cita kemerdekaan
Papua Barat.
Menurut Web KNPB, penyebutan pelaku sebagai OTK, GPK/B, Gangster dan
lain-lainnya justru memiliki dampak fatal bagi proses pengambilan
resolusi antara subjek konflik, dan lebih parah lagi, penyebutan yang
kabur justru akan dimanfaatkan oleh kepentingan penguasa dan petinggi
militer yang selalu bermain di air keruh. Pihak-pihak yang ikut
mengaburkan pelaku konflik justru terkesan memelihara konflik.
Sebelumnya, Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marcelis juga menyebutkan
pelaku penyerangan Pos Polisi di distrik Kulirik, Puncak Jaya adalah
kelompok Leka Telenggen. Kapolres Puncak Jaya menyebut kelompok
bersenjata ini sebagai kelompok binaan.
“Mereka ini sebenarnya anak binaan yang diikutsertakan untuk menjaga pembuatan jalan di Puncak Jaya tetapi entah bagaimana hal itu bisa terjadi,” kata Marcelis, (5/1).
Marcelis juga mengatakan Leka dan Tengamati Telenggen bersama
beberapa teman-temannya mengambil senjata milik anggota Polres Puncak
Jaya, bukan Brimob. Para pelaku ini merupakan anggota kelompok Goliat
Tabuni. Saat ini, tengah dilakukan pendekatan kepada kelompok adat dan
tokoh agama, juga masyarakat agar meminta Leka Telenggen dan
rekan-rekannya ini mau mengembalikan senjata yang mereka ambil. (Jubi/Mawel)